Jumat, 16 Maret 2018

Pernikahan Rasulullah Saw II

PERNIKAHAN MUHAMMAD SAW DENGAN KHADIJAH RA

Ketika Rasulullah SAW berusia 25 tahun, beliau menikahi Khadijah Binti Khuwailid. Ia seorang wanita bangsawan suku Quraisy yang memiliki kedudukan terhormat, cerdas, berakhlaq mulia, memiliki kekayaan, dan seorang janda. Dia di tinggal mati oleh Abu halah, suaminya. Ketika itu Khadijah berumur 40 tahun.
Khadijah dalah seorang wanita saudagar. Ia biasa mengupah kaum laki-laki untuk mengurus hartanya. Suku quraisy dikenal sebagai kaum pedagang. Khadijah telah mengetahui kejujuran ucapan Muhammad SAW, kemuliaan akhlaqnya , dan nasehat-nasehatnya ketika pergi membawa barang dagangannya ke negeri Syam. Ia mendengar tentang kemuliaan beliau pada perjalanan tersebut. Maka iapun menawarkan diri kepada beliau. Padahal sebelumya ia telah menolak beberapa pembesar suku quraisy yang melamarnya. Beliau dilamarkan oleh paman beliau bernama Hamzah bin Abdul Muthalib, sedangkan Abu Thalib menyampaikan khutbah pernikahannya. Khadijah adalah wanita pertama yang dinikahi RasulullahSAW. Dan ia telah melahirkan seluruh anak-anak beliau , kecuali yang bernama ibrahim.















KISAH PEMBANGUNAN KAKBAH DAN TERHINDARNYA FITNAH BESAR

Ketika Rasulullah, berusi 35 tahun, kaum quraisy mengadakan pertemuan dalam rangka perbaikan bangunan kakbah. Mereka bermaksud memberi atap kepada khadijah . Bangunan kakbah pada saat itu terdiri atas batu-batu yang disusun bertumpang tindih, tanpa dicampur dengan tanah, sedang bangunan tinggi. Oleh karena itu, harus dihancurkan dan dibuat bangunan yang baru.
Ketika pembangunanya telah sampai pada rukun ( sudut kakbah), mereka berselisih mengenai Hajar Aswad. Setiap suku ingin meletakkan ke tempat semula. Setiap suku ingin memperolah kehormatan tersebut, hingga nyaris terjadi perang. Hal-hal yang lebvih hina dari itu sering terjadi pada masa jahiliyah.
Mereka mulai mempersiapkan diri untuk perang. Bani 'Abduddar mengadakan persekutuan dengan menggunakan mangkuk besar berisi darah. Mereka mengadakan perjanjian dengan Bani 'Adi untuk berjuang sampai mati, dengan memasukkan tangan ke dalam mangkuk berisi darah. Itulah simbol kematian dalam peperangan.
Kaum Quraisy mendiamkannya selama beberapa hari. Mereka kemudian mengadakan kesepakatan bahwa orang pertama yang masuk dari pintu masjidil Haram akan memutuskan perselisihan diantara mereka. Ternyata orang yang pertama masuk adalah RasulullahSaw. Ketika mereka melihatnya, mereka berkata "Dia orang yang terpercaya, kami rela! Dia adalah Muhammad."
Rasululah SAW meminta sehelai kain. Ia mengambil Hajar Aswad dan meletakkannya di atas kain dengan tangannya sendiri. Kemudian ia berkata ,"Setiap pemimpin suku hendaknya memegang sudut kain ini , kemudian angkatlah bersama-sama.  " Mereka melakukan apa yang diminta Rasulullah SAW. Ketika sampai pada tempatnya, beliau mengambil Hajar Aswad dan meletakkannya di tempatnya. Kemudian pembangunan diteruskan hingga selesai.
Demikianlah, Rasulullah SAW berhasil mencegah terjadinya perang pada kaum Quraisy dengan penuh kebijaksanaan. Beliau telah mencegah kemungkinan terjadinya perang antar suku dan kejahatan-kejahatan lain seperti yang terjadi pada umat-umat sebelum kenabian beliau. Hal itu dilakukan dengan kebijaksanaan beliau, kecerdasan,rasa simpati, kelembutan dalam berbagai persoalan, dan perdamaian antar sesama. Beliau telah menjadi " rahmatallilalain" ( kasih sayang untuk semesta). Beliau telah menjadi rahmat bagi dua pihak yang berperang, di kalangan umatnya yang sederhana dan tidak bisa baca tulis.

HILFUL FUDHUL ( SUMPAH SETIA YANG LUHUR )

Rasulullah Saw menyaksikan terjadinya peristiwa Hilful Fudhul, sebuah sumpah setia yang amat mulia, yang pernah beliu dengar dan beliau saksikan pada bangsa arab. Latar belakang peristiwa ini adalah sebagai berikut.Seorang lelaki dari Zubaid tiba di Mekkah dan membawa barang dagangan, dan dibeli oleh Al - 'Ash bin wa-il as-Sami, salah seorang pemuka Quraisy. Akan tetapi, ternyata haknya atas barangtersebut dan diberikan ( tidak dibayar). Laki-laki dari kampung Zubaid itu meminta pertolongan kepada pemuka Quraisy. Namun, mereka menolak memberi pertolongan karena kedudukan al-‘Ash bin Wail. Mereka justru membentaknya . Kemudian laki-laki dari Zubaid itu meminta bantuan kepada penduduk Makkah, dan kepada siapa saja yang memiliki kehormatan.
Maka, bergolaklah semangat tokoh-tokoh yang merasa memiliki kehormatan dan keberanian. Mereka mengadakan pertemuan da jamuan makan di rumah Abdullah bun ad’a. Mereka kemudian mengadakan perjanjan dn bersumpah dengan Asma Allah bahwa satu tagan (bantuan) harus diberikan kepada orang anterzali.Kau Quray menamai sumah setia ini denganH ilful Fudhul(sumpah setia yag luhur). Mereka mengatakan “Sungguh mereka telah melakukan perkara yang  luhur” . Kemudian mereka mendatangi A-‘Ash bin W a’il. Mereka mengambil dengan paksa barang dagangan miliklaki-laki dari Zubaid, dan menyerahkan kembali kepadanya.
Rasulullah SAW sangat menyukai sumpah setia tersebut dan ikut mematuhinya. Ketika beliau telah diangkat menjadi Nabi, beliau menyatakan berkenaan dengan sumpah setia itu,”Sungguh aku telah menyaksikan di rumah ‘Abdulah bin Jad’an sebuah sumpah setia yang lebi aku sukai daripada uta merah. Seandaiya padamasa islam aku diminta melakukanya maka aku penuhi”.
Mereka melakukan sumpah setia untu mengembalikan hak pemiliknya, dan menjaga agar tidak teradi kesenang wenangan dari seseorang  kepada orang lain.
KEGELISAHAN MISTERIUS DAN TIADANYA ANTISIPASI TERHADAP KENABIAN ATAURISALAH
Rasululah SAW mendapati dirinya kegelsaha yang misterus. Beliau tidak mengetahui darimana asalnya dan sampai kapan akan berakhir. Dak terpikir sesaat pun oleh beliau bahwa Allah akan menganugerahkan kemuliaan dengan memberi wahyu dan risalah. Firman Allah SWT dalam Alquran sebagai berikut:
“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Alquran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al-Kitab (Alquran) tu dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan al-Quran itucahaya, yang kami unui dengan siapa yang Kami kehendaki diantara hamba-hamba Kami. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar member petunjuk ke jalan yang lurus.”(QS. Asy-Syura (42):52)
“ Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al-uran diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan)karna suaturahmat yang besar dari Tuhanmu, sebab tu jangan sekali-kali kamu menjadi penolong bag orang-orang kafr.”(QS al-Qashshash(28):86)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar